PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan
cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir
yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun
asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lain. Dalam wujud tulisan, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), atau tanda seru (!); dan di dalamnya dapat disertakan tanda baca seperti
koma (,), titik dua (:), pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan
tanda seru pada wujud tulisan sepadan dengan intonasi akhir pada wujud lisan
sedangkan spasi yang mengikuti mereka melambangkan kesenyapan. Tanda baca
sepadan dengan jeda.
SUMBER : WIKIBUKU BAHASA
INDONESIA
Unsur dan Pola Kalimat
Dasar Bahasa Indonesia.
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih
yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat terdiri
dari berbagai unsur seperti subyek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
Sebuah kalimat dikatakan sempurna bila memiliki minimal dua unsur, yaitu subyek
dan predikat.
A. Unsur Kalimat
1. Subyek (S)
Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
Contoh :
ü Agnes Monika adalah seorang aktor dan penyanyi.
ü Super Junior adalah boyband favoritku.
ü Buku itu dibeli oleh Karta.
2. Predikat (P)
Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
Contoh :
ü Yeti menyanyi dengan merdu.
ü Hana memasak nasi goreng.
ü Lili membaca majalah.
3. Objek (O)
Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
Biasanya terletak di belakang predikat.
Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
Ada dua macam objek, yaitu :
Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh : Karto mencoret-coret tembok.
2. Penerima
Contoh : Wati memakai baju Heechul.
3. Tempat
Contoh : Super Junior datang ke Indonesia.
4. Alat
Contoh : Kasim melempar bola ke Joko.
5. Hasil
Contoh : Doni mengerjakan tugas bahasa Indonesia.
Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh : Suma memberikan Surya komputer baru.
2. Hasil.
Contoh : Redi membelikan orangtuanya rumah.
4. Keterangan (K)
Hubungannya dengan predikat renggang.
Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
Terdiri dari beberapa jenis :
1. Keterangan Tempat
Agnes akan konser di Singapura.
2. Keterangan Alat
Dalam drama itu, Karta memukul Sule dengan panci.
3. Keterangan Waktu
Sinta akan kembali ke Korea pukul 11 malam.
4. Keterangan Tujuan
Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
5. Keterangan Cara
Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
6. Keterangan Penyerta
Ali pergi bersama Doni.
7. Keterangan Similatif
Yasin memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
8. Keterangan Sebab
Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
Biasanya terletak di belakang predikat.
Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
Ada dua macam objek, yaitu :
Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
1. Penderita
Contoh : Karto mencoret-coret tembok.
2. Penerima
Contoh : Wati memakai baju Heechul.
3. Tempat
Contoh : Super Junior datang ke Indonesia.
4. Alat
Contoh : Kasim melempar bola ke Joko.
5. Hasil
Contoh : Doni mengerjakan tugas bahasa Indonesia.
Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
1. Penderita.
Contoh : Suma memberikan Surya komputer baru.
2. Hasil.
Contoh : Redi membelikan orangtuanya rumah.
4. Keterangan (K)
Hubungannya dengan predikat renggang.
Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
Terdiri dari beberapa jenis :
1. Keterangan Tempat
Agnes akan konser di Singapura.
2. Keterangan Alat
Dalam drama itu, Karta memukul Sule dengan panci.
3. Keterangan Waktu
Sinta akan kembali ke Korea pukul 11 malam.
4. Keterangan Tujuan
Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
5. Keterangan Cara
Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
6. Keterangan Penyerta
Ali pergi bersama Doni.
7. Keterangan Similatif
Yasin memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
8. Keterangan Sebab
Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
5. Pelengkap (Pel.)
Terletak di belakang predikat.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Terletak di belakang predikat.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Contoh :
1. Kiki memberikanku novel bagus.
2. Hana menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
3. Mahkota itu bertahtakan mutiara.
1. Kiki memberikanku novel bagus.
2. Hana menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
3. Mahkota itu bertahtakan mutiara.
B. Pola Kalimat
Berdasarkan pola dasarnya, Badudu (1990: 32) mengungkapkan pola :
Contoh :
1. S-P (subyek – predikat)
@Desi belajar
2. S-P-O(subyek – predikat – obyek)
@Iyan menonton drama
3. S-P-Pel (subyek – predikat – pelengkap)
@Mita tertawa terbahak-bahak
4. S-P-K (subyek – predikat – keterangan)
@Karto pergi ke Indonesia
5. S-P-O-Pel (subyek – predikat – obyek – pelengkap)
@Ohno sedang mencarikan ikan untuk kucingnya Nino
6. S-P-O-Pel-K (subyek – predikat – obyek – pelengkap – keterangan)
@Setiap pagi Akbar senam bersama Hana
7. S-P-O-K (subyek – predikat – obyek – keterangan)
@Ono memancing ikan setiap sore
8. S-P-Pel-K (subyek – predikat – pelengkap – keterangan)
@Mita tertawa terbahak-bahak ketika melihat Desi tercebur ke dalam kolam ikan.
1. S-P (subyek – predikat)
@Desi belajar
2. S-P-O(subyek – predikat – obyek)
@Iyan menonton drama
3. S-P-Pel (subyek – predikat – pelengkap)
@Mita tertawa terbahak-bahak
4. S-P-K (subyek – predikat – keterangan)
@Karto pergi ke Indonesia
5. S-P-O-Pel (subyek – predikat – obyek – pelengkap)
@Ohno sedang mencarikan ikan untuk kucingnya Nino
6. S-P-O-Pel-K (subyek – predikat – obyek – pelengkap – keterangan)
@Setiap pagi Akbar senam bersama Hana
7. S-P-O-K (subyek – predikat – obyek – keterangan)
@Ono memancing ikan setiap sore
8. S-P-Pel-K (subyek – predikat – pelengkap – keterangan)
@Mita tertawa terbahak-bahak ketika melihat Desi tercebur ke dalam kolam ikan.
MERSIKU.JW.LT/MATERI/BAHASA_INDONESIA_10
POLA KALIMAT
DASAR
- Kalimat Perintah
adalah suatu kalimat yang berisikan tentang perintah
atau suruhan yang ditujukan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.
Biasanya kalimat perintah diakhiri dengan tanda baca seru (!)
Contoh : “Lita, tolong ambilkan piring !”
- Kalimat Berita
adalah suatu kalimat yang mengandung peristiwa atau
kejadian.
Sifat kalimat berita ada dua, yaitu :
-
Ucapan Langsung : “Ibu akan pergi ke pasar sekarang” kata Ibu.
-
Ucapan Tak Langsung : “Saya bertemu dengan Ibu Lita di depan pasar tadi pagi.”
Ujar Rian.
- Kalimat Tanya
adalah suatu kalimat yang mengandung suatu permintaan
supaya kita mengetahui (diberi tahu) tentang sesuatu yang belum diketahui.
Contoh : Dimana kamu sekarang ?
LYTASAPI.WORDPRESS.COM
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan
atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama
tepatnya di dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
a. Bentukan kata harus sesuai EYD
b. Struktur kalimat tepat
c. Kesejajaran
d. Kontaminasi
e. Pleonasme
f. Menggunakan kata baku
g. Kelogisan
h. Selalu menggunakan EYD
SYARAT KALIMAT EFEKTIF :
a. Bentukan kata harus sesuai EYD
b. Struktur kalimat tepat
c. Kesejajaran
d. Kontaminasi
e. Pleonasme
f. Menggunakan kata baku
g. Kelogisan
h. Selalu menggunakan EYD
A. Bentukan kata
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1. Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2. Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1. Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2. Guru menugasi siswanya membuat karangan.
Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat.
Contoh:
1. Anak-anak melempari batu ke dalam sungai.
2. Guru menugaskan siswanya membuat karangan.
Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran –i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran –kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam.
Perbaikannya :
1. Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai.
2. Guru menugasi siswanya membuat karangan.
B. Struktur kalimat
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1. Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1. a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
C. Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
1. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas.
Contoh:
1. Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat.
2. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran.
Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan syukuran terganggu oleh munculnya konjungsi maka.
Perbaikannya :
1. a. Ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat
b. Di antara ketiga anaknya terdapat perbedaan sifat
2. Kalau lulus ujian, saya akan mengadakan syukuran.
C. Kesejajaran
Kesejajaran berarti kesamaan bentuk kata yang digunakandalam kalimat. Bila bentuk pertama menggunakan kata kerja, bentuk selanjutnya juga harus kata kerja. Dan seterusnya.
Contoh:
1. Tugas para pekerja itu adalah mengecat rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kegiatan hari ini adalah mengedit karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
Perbaikannya :
1. Tugas para pekerja itu adalah pengecatan rumah, perbaikan saluran air, dan pemasangan pagar.
2. Kagiatan hari ini adalah pengeditan karangan yang masuk dan perbaikan kata-kata yang salah.
D. Kontaminasi
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1. a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca.
E. Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih.
Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat.
Contoh:
1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah dibaca oleh saya.
Pada kalimat 1 dan 2 terdapat kerancuan bentuk kata dipelajarkan dan mengeyampingkan sedangkan pada kalimat 3 terjadi kerancuan bentuk kalimat pasif.
Perbaikannya:
1. a. Di yayasan itu diajarkan berbagai keterampilan wanita.
b. Di yayasan itu dipelajari berbagai keterampilan wanita.
2. Kita harus mengesampingkan urusan pribadi kita.
3. Buku itu sudah saya baca.
E. Pleonasme
Gejala pleonasme berarti menggunakan kata-kata yang berlebihan yang sebenarnya tidak diperlukan.
Contoh:
1. Pada zaman dahulu kala, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih kembali.
Kedua kalimat tersebut menggunakan kata yang berlebihan. Pada kalimat 1 kata zaman = waktu = kala, jadi cukup digunakan salah satu saja, sedangkan pada kalimat kedua kata pulih = kembali seperti semula.
Perbaikannya :
1. Pada zaman dahulu, Kerajaan Majapahit sangat berpengaruh.
2. Kesehatannya telah pulih.
BAHASAKUBAHASAMU.WORDPRESS.COM
1 komentar:
How to Play Pai Gow Poker | BetRivers Casino - Wolverione
Pai Gow Poker is an online version of a traditional 출장샵 table game in which players place bets 나비효과 in the background. Pai Gow https://sol.edu.kg/ Poker uses only the symbols from worrione.com a herzamanindir.com/
Posting Komentar