Ida Jean Orlando
A. Latar Belakang Ida Jean Orlando
Ida Jean Orlando dilahirkan pada 12 Agustus 1926, lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947, memperoleh Gelar B.S pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. John;s Brooklyn tahun 1951, dan kemudian memperoleh gelas M.A bidang konseling kesehatan mental pada Universitas Columbia New York tahun 1954. Setelah menyelesaikan pendidikan terakhirnya, Orlando kemudian bekerja di Sekoilah Keperawatan New Haven Conneticut, selama 8 tahuan, pada tahun 1958, ia menjadi asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar. Proyek ini memfokuskan pada mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi integritas prinsip kesehatan mental untuk kurikulum dasar pendidikan keperawatan. Setelah 3 tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan ia menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian ia melaporkan penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul “The Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of Professional Nursing Practice”. Namun buku ini baru dipublikasikan pada tahun 1961. buku inilah yang memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando., dan dicetak kedalam lima bahasa yaitu : Bahasa Jepang, Hebrew, Prancis, Portugis dan Belanda. Pada tahun 1962 sampai dengan tahun 1972 Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut melalui buku keduanya yang berjudul : “ The Discipline anda Teaching of Nursing Process : An Evaluative Study”. Orlando memberikan beberapa kontribusi penting dalam teori dan [raktek keperawatan. Konsep mengenai proses keperawatan yang ia berikan meliputi beberapa kriteria antara lain:
§ Memberikan konsep hubungan yang digambarkan secara sistematik mengenai fenomena bidang keperawatan.
§ Mengspesifikasi hubungan antar konsep keperawatan
§ Menjelaskan apa yang terjadi selama proses keperawatan dan mengapa hal itu terjadi.
§ Mengdeskipsikan bagaimana fenomena keperawatan dapat dikontrol.
§ Menjelaskan bagaimana mengontrol guna memprediksikan hasil dari proses keperawatan.
B. Konsep Utama dan Definisi
Teori Orlando Orlando mendeskripsikan model keperawatannya sebagai pengembangan dari lima faktor konsep yang berhubungan yaitu:
1. Fungsi dari keperawatan yang professional
2. Tingkah laku yang ditunjukkan oleh pasien selama proses keperawatan.
3. Respon langsung atau respon Internal yang diberikan oleh perawat
4. Disiplin dari proses keperawatan
5. Improfisasi dalam melakukan proses keperawatan
Tanggungjawab Perawat Tanggungjawab dari seorang perawat meliputi “bagaimana menolong seorang pasien dengan memenuhi kebutuhannya (misal; kenyamanan fisik dan mental yang harus diupayakan sedapat mungkin selama proses keperawatan berlangsung). Hal ini merupakan tanggungjawab seorang perawat dalam memenuhi kebutuhan psien baik melalui usahanya sendiri maupun menggunakan bantuan tenaga lain. Kebutuhan Kebutuhan merupakan “keadaan dimana seorang pasien membutuhkan, nutrisi, menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit, dan menumbuhkan perasaan yang adekuat untuk sembuh. Tingkah Laku yang Timbul dari Pasien Tingkah laku yang timbul ini berupa tingkah laku verbal maupun nonverbal yang dapat dilihat oleh seorang perawat. Reaksi Langsung Reaksi spontan termasuk didalamnya persepsi dari keduanya yaitu perawat dan pasien, pemikiran dan perasaan dari keduanya. Disiplin Proses Keperawatan Disiplin Proses Keperawatan termasuk di dalamnya komunikasi antara perawat dan pasien. Disiplin Proses Keperawatan atau disebut juga Delebrasi Proses Keperawatan inilah yang digambarkan pada buku pertama Orlando. Improvisasi Improvisasi di sini berarti bagaimana berkembang lebih baik, untuk memberikan hasil, atau untuk menggunakan beberapa manfaat dari suatu hal. Manfaat dari Perawat Kegunaan dari seorang perawt adalah untuk memberikan bantuan apa saja dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien untuk sembuh. Tindakan Spontan Perawat Tindakan spontan dari seorang perawat adalah “segala tindakan perawat yang dilakukan berdasarkan suatu alasan untuk memenuhi kebutuhan segera dari seorang pasien. Tindakan Deleberatif Perawat Tindakan dleberatif adalah segala sesuatu yang diputuskan setelah mengetahui kebutuhan yang diperlukan dan kemudian berupaya untuk memenuhinya.
C. Penggunaan Data
Perbandingan Orlando merupakan perawat pertama yang mengembangkan teorinya berdasarkan keadaan nyata dari hubungan antara perawat dan pasien. Orlando mencatat bahwa lebih dari 2000 kontak antara perawat dan pasien dalam mengembangkan teorinya yang didasarkan atas data dari hubungan tersebut. Orlando menggunakan metode kualitatif untuk menganalisa data yang diperolehnya atau metodologi riset lapangan dalam pengumpulan data penelitiannya.
D. Asumsi Pokok Teori Orlando
Hampir keseluruhan dari teori Orlando digambarkan secara implicit. Schmieding (1993) memberikan beberapa asumsi dari hasil tulisan Orlando mengenai empat bidang dan elebotasi mengenai pandangan Orlando mengenai:
1. Asusmsi mengenai Keperawatan
§ Keperawatan merupakan profesi yang berbeda dengan disiplin ilmu lain.
§ Keperawatan professional mempunyai fungsi dan dan menghasilkan produk yang berbeda (hasil).
§ Terdapat perbedaan antara sekadar membaringkan dengan tindakan keperawatan yang professional.
2. Asumsi mengenai Pasien
§ Kebutuhan pasien akan pertolongan merupakan suatu hal yang unik.
§ Pasien memiliki kemampuan untuk mengkomunikasikan kebutuhannya akan pertolongan
§ Ketika pasien tidak memperoleh kebutuhannya maka ia akan mengalami kemunduran.
§ Tingkah laku dari seorang pasien merupakan suatu hal yang memberikan makna.
§ Pasien mampu dan bersedia berkomunikasi secara verbal (atau tidak verbal)
3. Asumsi mengenai Perawat
§ Reaksi seorang perawat terhadap pasiennya merupakan suatu hal yang unik.
§ Perawat seharusnya tidak menambah tekanan pada seorang pasien
§ Pemikiran dari seorang perawat merupakan alat utama dalam menolong seorang pasien.
§ Perawat menggunakan respon yang spontan dalam menjalankan tanggungjawab keperawatannya
§ Praktek keperawatan seorang perawat dikembangkan berdasarkan gambaran dari diri mereka masing-masing.
4. Asumsi mengenai situasi yang terjadi antara Pasien dan Perawat
§ Situasi hubungan antar perawat dan pasien merupakan suatu hal yang dinamis
§ Hal-hal yang terjadi dalam interaksi antara asien dan perawat merupakan bahan utama dalam mengembangkan pengetahuan seorang perawat.
E. Pokok Utama dari Teori Orlando
Teori Orlando menggambarkan mengenai fungsi dari keperawatan secara professional sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan pasien akan pertolongan. Fungsi ini akan terpenuhi ketika seorang perawat dapat mencari tahu dan menemukan apa saja kebutuhan yang diperlukan dari seorang pasien. Teori Orlando difokuskan pada bagaimana menciptakan kemajuan pada tindakan dari seorang pasien. Kemajuan dari seorang pasien dapat dilihat dari tingkah laku dan tindakan yang dapat diamati oleh seorang perawat. Persepsi seorang perawat terhadap tingkah laku dari pasiennya dapat menghasilkan suatu pemikiran yang dapat mempengaruhi perawat untuk mengembangkan kjemampuannya. Orlando mengidentifikasi dan mendefiniskan beberapa elemen dari reaksi langsung seorang perawat sebagai berikut:
§ Persepsi, simulasi fisik dari tiap orang berdasarkan hasil dari panca inderanya.
§ Pemikiran spontan mengenai persepsi yang berasal dari pemikiran seorang individu
§ Stimulasi perasaan dari hasil pemikiran dimana dapat mengerakkan seseorang dari hasil persepsi, pemikiran dan perasaanya.
F. Penerapan dalam Dunia Keperawatan
Praktek Kesehatan Teori Orlando telah berhasil digunakan di rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa. Seperti pengakuan yang gambarkan pada Pusat Kesehatan Mental dan bagian klinik psikiatrik di Rumah Sakit umum di beberapa negara. Teori Orlando juga diterapkan di praktek keperawatan milik pribadi Dunia Pendidikan Teori proses keperawatan Orlando merupakan kerangka konseptual yang dapat dikembangkan dan dipraktekkan secara langsung. Pelatihan dari penerapan teori Orlando sangat berguna bagi perawat untuk mengontrol proses keperawatanya dan meningkatkan perkembangan dari reaksi seorang pasien. Penelitian Teori Orlando secara terus menerus menjadi dasar dari beberapa penelitian dibidang keperawatan dan diaplikasikan pada beberapa pengaturan prtoses penelitian. Beberapa peneliti yang mengembang teori Orlando diantaranya : Dracup dan Breu (1978), Pienschke (1973), Thibau dabn Reidy (1977) Schmiedhing (1988), Sheafor (1991), Ronte Reid (1992) dan banyak lagi peneliti lain. G. Pengembang Teori Orlando Disiplin Ilmu Proses keperawatan membutuhkan bagian yang integral pada murid dari sekolah keperawatan sehingga dapat diimplementasikan pada beberapa keadaan kondisi pada saat praktek keperawatan. Banyak dari pengguna Teori Keperawatan Orlando mengembangkannya dengan beberapa riset diantaranya Beuer dan McBride’s (2002) yang mengembangkanya pada proses perawatan dalam aspek penyakit bipolar.
Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan
1. Tanggung jawab
perawat
Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien
butuhkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut (misalnya kenyamanan fisik dan rasa
aman ketika dalam mendapatkan pengobatan atau dalam pemantauan. Perawat harus
mengetahui kebutuhan pasien untuk
membantu memenuhinya. Perawat harus mengetahui benar peran profesionalnya, aktivitas perawat profesional yaitu tindakan yang dilakukan
perawat secara bebas dan bertanggung jawab guna mencapai tujuan dalam membantu pasien. Ada beberapa
aktivitas spontan dan rutin yang bukan aktivitas profesional perawat yang dapat
dilakukan oleh perawat, sebaiknya hal ini dikurangi agar perawat lebih terfokus
pada aktivitas-aktivitas yang
benar-benar menjadi kewenangannya.
2. Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa
yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
3. Reaksi
segera
Reaksi
segera meliputi persepsi, ide dan perasaan perawat dan pasien. Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan
persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.
4. Disiplin proses
keperawatan
Menurut George
(1995 hlm 162) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai interaksi total (totally interactive) yang
dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam
hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut
dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk membantunya serta untuk melakukan tidakan yang tepat.
5. Kemajuan
/ peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih
berguna dan produktif.
Disiplin Proses Keperawatan Dalam Teori Proses Keperawatan Orlando Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa
disiplin proses keperawatan dalam nursing procces theory dikenal dengan sebutan
proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses
keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera,
mengidentifikasi permasalahan klien yang disampaikan kepada perawat, menanyakan
untuk validasi atau perbaikan. Disiplin proses keperawatan didasarkan
pada ” proses bagaimana seseorang bertindak”. Tujuan dari proses disiplin
ketika digunakan antara perawat dan pasien
adalah untuk membantu pemenuhan kebutuhan pasien. Peningkatan perilaku
pasien merupakan indikasi dari pemenuhan kebutuhan sebagai hasil yang diharapkan
1. Perilaku Pasien
Disiplin proses keperawatan dilaksanakan sesuai
dengan perilaku pasien . seluruh
perilaku pasien yang tidak sesuai dengan permasalahan dapat dianggap sebagai
ekpresi yang membutuhkan pertolongan, ini sangat berarti pada pasien tertentu
dalam kondisi gawat harus dipahami. Orlando menekankan hal ini pada prinsip
pertamanya ”Dengan diketahuinya perilaku pasien , atau tidak diketahuinya yang
seharusnya ada hal tersebut menunjukkan pasien membutuhkan suatu bantuan”.
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Inkonsistensi
antara dua perilaku ini dapat dijadikan faktor
kesiapan perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien. Perilaku verbal yang menunjukkan perlunya pertolongan seperti keluhan,
permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku
nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan,
menghindar kontak mata dan lain sebagainya.
Walaupun seluruh perilaku pasien dapat menjadi indikasi perlunya bantuan tetapi
jika hal itu tidak dikomunikasikan dapat menimbulkan masalah dalam interaksi
perawat-pasien. Tidak efektifnya perilaku pasien merupakan indikasi dalam
memelihara hubungan perawat-pasien, ketidakakuratan dalam mengidentifikasi
kebutuhan pasien yang diperlukan perawat, atau reaksi negatif pasien terhadap
tindakan perawat. Penyelesaian masalah tidak efektifnya perilaku pasien layak
diprioritaskan. Reaksi dan tindakan perawat harus dirancang untuk menyelesaikan perilaku seperti halnya
memenuhi kebutuhan yang emergenci
2.
Reaksi Perawat
Perilaku pasien menjadi stimulus
bagi perawat , reaksi ini terdiri dari 3 bagian yaitu
pertama perawat merasakan melalui indranya, kedua yaitu perawat berfikir
secara otomatis, dan ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan.
Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat
berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian
Persepsi, berfikir, dan merasakan terjadi secara otomatis dan hampir
simultan. Oleh karena itu perawat harus belajar
mengidentifikasi setiap bagian dari reaksinya. Hal ini akan membantu dalam
menganalisis reaksi yang menentukan mengapa ia berespon demikian. Perawat harus
dapat menggunakan reaksinya untuk tujuan membantu pasien.
Displin proses keperawatan menentukan bagaimana perawat
membagi reaksinya dengan pasien. Orlando menawarkan prinsip untuk menjelaskan
penggunaan dalam hal berbagi “ beberapa observasi dilakukan dan dieksplorasi dengan pasien adalah penting
untuk memastikan dan memenuhi kebutuhannya atau mengenal yang tidak dapat
dipenuhi oleh pasien pada waktu itu.
Orlando
(1972) menyampaikan 3 kriteria untuk memastikan keberhasilan perawat dalam
mengeksplor dan bereaksi dengan pasien, yaitu ;
a.
Perawat
harus menemuinya dan konsisten terhadap apa yang dikatakannya dan
mengatakan perilaku nonverbalnya kepada
pasien
b.
Perawat
harus dapat mengkomunikasikannya dengan
jelas terhadap apa yang akan diekspresikannya
c.
Perawat
harus menanyakan
kembali kepada pasien langsung untuk perbaikan atau klarifikasi.
3. Tindakan Perawat
Setelah memvalidasi dan memperbaiki reaksi perawat
terhadap perilaku pasien, perawat dapat melengkapi proses disiplin dengan
tindakan keperawatan, Orlando menyatakan bahwa apa yang dikatakan dan dilakukan
oleh perawat dengan atau untuk kebaikan pasien adalah merupakan suatu tidakan
profesional perawatan. Perawat harus menentukan tindakan yang sesuai untuk
membantu memenuhi kebutuhan pasien. Prinsip yang menjadi petunjuk
tindakan menurut Orlando yaitu perawat harus mengawali dengan mengekplorasi
untuk memastikan bagaimana mempengaruhi pasien melalui tindakan atau
kata-katanya.
Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu : tindakan
otomatis dan tindakan terencana. Hanya tindakan terencana yang memenuhi fungsi profesional perawat.
Sedangkan tindakan otomatis dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak,
misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi medis. Dibawah ini merupakan kriteria
tindakan keperawatan yang direncanakan:
a.
tindakan merupakan hasil
dari indentifikasi kebutuhan pasien dengan memvalidasi reaksi perawat terhadap
perilaku pasien.
b.
Perawat menjelaskan maksud
tindakan kepada pasien dan sesuai untuk memenuhi kebituhan pasien.
c.
Perawat memvalidasi
efektifitas tindakan, segera setelah dilakukan secara lengkap
d.
Perawat membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan
dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh
tindakan otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan
perlindungan kesehatan secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi reaksi perawat
4. Fungsi profesional
Tindakan yang tidak
profesional dapat menghambat perawat
dalam menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak
adekuatnya perawatan pasien. Perawat harus tetap menyadari bahwa aktivitas
termasuk profesional jika aktivitas tersebut direncanakan untuk mencapai tujuan
pemenuhan kebutuhan pasien.
Disiplin proses keperawatan
adalah serangkaian tindakan dengan suatu perilaku pasien yang membutuhkan
bantuan. Perawat harus bereaksi terhadap perilaku pasien dengan mempersepsikan,
berfikir dan merasakan. Perawat membagi aspek reaksinya dengan pasien,
meyakinkan bahwa tindakan verbal dan nonverbalnya adalah konsisten dengan
reaksinya, dan mengidentifikasi reaksi sebagai dirinya sendiri, dan perawat
mengunjungi pasien untuk memvalidasi reaksinya. Membagi reaksinya oleh perawat
membantu pasien untuk menggunakan proses yang sama agar lebih efektif perlu
komunikasinya. Selajutnya tindakan yang sesuai untuk
menyelesaikan kebutuhan adalah saling menguntungkan antar pasien dan perawat. Setelah perawat bertindak, perawat segera katakan kepada pasien jika
tindakannya berhasil interaksi. Secara keseluruhan interaksi , perawat
meyakinkan bahwa perawat bebas terhadap stimulasi tambahan yang bertentangan
dengan reaksinya terhadap pasien.
Paradigma Keperawatan Teori Proses Keperawatan Orlando
Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya
terkandung dalam teorinya. Sama dengan teori-teori
keperawatan pendahulunya asumsinya tidak spesifik, namun demikian Schmieding
(1993) mendapatkan dari tulisan Orlando mengenai empat area yang ditekuninya :
1. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi
yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi
profesional yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang
bersifat segera. Itu merupakan tanggung jawab perawat untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses
keperawatan mengandung elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang
dirancang untuk kebaikan pasien. Asumsi lain Orlando adalah bahwa
perawat harus menurunkan ketidaknyamanan baik fisik maupun mental pasien serta
tidak boleh menyebabkan pasien distress.
2. Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku
secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam situasi tertentu
manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan bantuan, dan akan mengalami
distress jika mereka tidak dapat memenuhinya. Hal ini dijadikan dasar
pernyataan bahwa perawat profesional harus berhubungan dengan seseorang yang
tidak dapat menemukan sendiri kebutuhan mereka untuk dibantu. Dia juga
menyatakan bahwa masing – masing pasien unik dan perawat profesional dapat
mengenali perilaku yang sama pada pasien yang berbeda dimana tiap pasien
memberikan tanda perbedaan kebutuhan.
3. Sehat
Orlando tidak mendefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi
bahwa bebas
dari ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera
berkontribusi terhadap sehat. Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi
kebutuhannya berkontribusi terhadap sehat.
4. Lingkungan
Orlando juga tidak mendefinisikan lingkungan. Dia berasumsi
bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien
berinteraksi, dan antara perawat-pasien mempersepsikan, berfikir, merasakan dan
bertindak dalam situasi yang bersifat segera. Pasien dapat mengalami
distress terhadap lingkungan therapeutik dalam mencapai tujuannya, perawat
perlu mengobservasi perilaku pasien untuk mengetahui tanda-tanda distress.
Perbandingan Disiplin
Proses Keperawatan Orlando dengan Proses Keperawatan
Sebenarnya pada umumnya kedua
proses tersebut memiliki karakteristik yang sama, sebagai contoh keduanya
bersifat interpersonal dan membutuhkan interaksi antara pasien dan perawat.
Kedua proses tersebut juga melihat pasien sebagai ”total person”/individu
secara keseluruhan, termasuk proses penyakit atau bagian – bagian tubuh.
Orlando tidak menggunakan istilah ”holistic” namun dia mendeskripsikannya
dengan menggunakan pendekatan holistik.
Ada beberapa perbedaan antara
disiplin proses keperawatan Orlando dengan proses keperawatan, antara lain :
A.
Assesment
1.
Tahap pengkajian pada
proses keperawatan sesuai dengan reaksi perawat terhadap perilaku pasien pada
disiplin proses Orlando. Perilaku pasien merupakan inisiasi untuk melakukan
pengkajian
2.
Pengumpulan data menurut
Orlando hanya meliputi informasi yang relevan untuk mengidentifikasi kebutuhan
pasien yang perlu dibantu
3.
Orlando
mendefinisikan observasi sebagai beberapa informasi yang menyangkut pasien
dimana perawat memperolehnya ketika dia melakukan pekerjannya
4.
Reaksi
perawat dari disiplin proses Orlando merupakan beberapa komponen untuk
menganalisa proses keperawatan
5.
Produk
dari analisis terhadap proses keperawatan disebut sebagai diagnosa keperawatan.
Eksplorasi reaksi perawat dengan pasien dari disiplin proses Orlando mengarahkan
pada proses identifikasi kebutuhan perawat untuk membantu pasien
6.
Orlando
sepakat dengan interaksi antara perawat – pasien secara langsung ; hanya satu
kebutuhan pada satu waktu
B.
Planning
1.
Tahap
planning/perencanaan pada proses keperawatan meliputi penulisan tujuan dan sasaran
serta memutuskan tindakan keperawatan yang sesuai
2.
Tujuan
perencanaan Orlando selalu berusaha untuk mengurangi atau menurunkan kebutuhan
pasien untuk minta bantuan : sasaran berkaitan dengan usaha peningkatan
perilaku pasien
3.
Pada
Proses keperawatan, partisipasi terjadi paling banyak pada penyusunan tujuan,
sedangkan proses disiplin Orlando melihat pasien sebagai partisipan aktif untuk
menentukan tindakan keperawatan yang aktual
C.
Implementation
1.
Implementasi
meliputi seleksi akhir dan melaksanakan rencana tindakan. Merupakan tahap
reaksi perawat dari disiplin proses Orlando
2.
Proses
keperawatan mengharapkan perawat untuk mempertimbangkan semua dampak yang
mungkin terjadi atas tindakan terhadap pasien, sedangkan disiplin proses
Orlando hanya berkaitan dengan efektifitas suatu tindakan untuk mengurangi
kebutuhan pertolongan secara langsung
D.
Evaluation
1.
Evaluasi
pada kedua proses berdasar pada kriteria objective. Pada proses keperawatan,
evaluasi menanyakan apakah ditemukan perubahan tingkah laku secara objective,
namun pada disiplin proses Orlando perawat mengobservasi perilaku pasien untuk
melihat apakah pasien tersebut butuh untuk dibantu
Kegagalan
didalam mengevaluasi dapat menyebabkan tindakan yang inefektif seperti
kegagalan dalam menemukan kebutuhan pasien dan meningkatkan biaya serta bahan
perawatan.
KESIMPULAN
Proses keperawatan dan proses disiplin Orlando keduanya menggambarkan rangkaian tahapan. Setiap
tahapan sama-sama tidak terpisah. Pada proses disiplin Orlando hampir
secara berkesinambungan saling mempengaruhi dimana perilaku pasien
menjadi tujuan reaksi perawat, mengarahkan perilaku perawat, mengarahkan
reaksi pasien. Kedua proses tersebut merupakan proses dinamis dan
responsif terhadap perubahan kondisi pasien.
Proses keperawatan dan proses disipin Orlando mempunyai
banyak persamaan. Proses keperawatan panjang dan lebih formal dan
fasenya lebih mendetail dibandingkan proses disiplin Orlando. Dan
membutuhkan perawat untuk menggunakan pengetahuan dan prinsip keilmuan
dan teori keperawatan. Orlando hanya membutuhkan bahwa perawat harus
mengikuti prinsip-prinsip yang ia tetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar